Jumat, 30 Oktober 2015

Rupture Uteri

AKBID BINA HUSADA TANGERANG 2015

DEFINISI


Rupture uteri adalah robekan dinding Rahim akibat dilampauinya daya regang miometrium. Penyebab rupture uteri adalah disproporsi janin dan panggul, partus macet atau traumatik. Rupture uteri termasuk salah satu diagnosis banding apabila wanita dalam persalinan lama mnegeluh nyeri hebat pada perut bawah, diikuti dengan syok dan perdarahan pervaginam. Robekan tersebut dapat mencapai kandung kemih dan organ vital di sekitarnya. Risiko infeksi sangat tinggi dan angka kematian bayi sangat tinggi pada kasus ini. Rupture uteri inkomplit yang menyebabkan hematoma pada parametrium, kadang-kadang sangat sulit untuk segera dikenali sehingga seringkali menimbulkan komplikasi serius atau bahkan kematian. Syok yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar karena perdarahan hebat dapat terjadi kedalam kavum abdomen. Keadaan seperti ini, sangat perlu untuk diwaspadai pada partus lama atau kasip.
Mekanisme yang terjadi pada robekan uterus bermacam-macam, ada yang terjadi secara spontan, dan ada pula yang terjadi akibat ruda paksa. lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen bawah uterus, robekan bisa terjadi pada tempat yang lemah pada dinding uterus, misalnya pada perut bekas seksio sesarea atau bekas meomektomi, robekan bisa terjadi tanpa ada perut bekas operasi.
Bentuk yang paling umum dari manajemen adalah perbaikan atau tanpa tubektomi bilateral (BT), diikuti oleh histerektomi subtotal (STH) dan histerektomi total (TH).

insiden yang tinggi karena lebih banyak keadaan darurat obstetrik unbooked, sering berasal dari daerah pedesaan dengan perawatan antenatal yang buruk.

Mengidentifikasi kehamilan risiko tinggi untuk robekan uterus dan rujukan tepat waktu mereka dari tingkat akar rumput merupakan langkah penting dalam pencegahan sekunder. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dari robekan uterus adalah faktor yang paling penting dalam meningkatkan hasil maternal dan perinatal. Seperti ruptur rahim adalah salah satu penyebab utama kematian ibu dan morbiditas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kejadian ruptur uterus bersama dengan berbagai faktor etiologi, aspek klinis, ibu dan janin morbiditas / mortalitas.
Ruptur uteri berhubungan dengan perdarahan yang signifikan secara klinis uterus, gawat janin, pengusiran atau penonjolan janin, plasenta atau keduanya ke dalam rongga perut dan kebutuhan untuk laparotomi dan pengiriman yang cepat dari bayi, rahim sewa perbaikan atau histerektomi.  

GEJAL-GEJALA
sebelum terjadi rupture uteri umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala rupture uteri membakat, ia gelisah pernapasan dan nadi menjadi cepat serta dirasakan nyeri terus menerus di perut bagian segmen bawah uterus tegang, nyeri pada perabaan dan lingkaran retraksi (Bandl) tinggi sampai mendekati pusat, ligamenta rotunda tegang, pada saat terjadi rupture uteri penderita kesakitan sekali dan merasa seperti ada yang robek dalam perutnya, tidak lama kemudian ia menunjukkan gejala-gejala kolaps dan jaruh dalam syok.

Rupture uteri merupakan peristiwa yang gawat bagi ibu dan lebih-lebih bagi anak, apabila tersebut terjadi dirumah sakit dan pertolongan dapat diberikan dengan segera, karena angka mortalitas ibu dapat ditekan sampai beberapa persen, akan tetapi apabila sering terjadi di indonesia, penderita dibawa kerumah sakit dalam keadaan syok dan dan karena persalinan lama onderita pula dehidrasi dan infeksi intrapartum, angka kematian ibu menjadi sangat tinggi, dalam laporan beberapa rumah sakit besar di indonesia angka itu berkisar antara 30% dan 46,4%. janin umumnya meninggalkan pada rupture uteri, janin dapat ditolong apabila pada saat terjadinya rupture uteri ia masih hidup dan segera dilakukan laparotomi untuk melahirkannya.

Penanganan pada robekan uterus adalah pemberian transfusi darah segera, kemudan laparotomi. jenis opersai yang dilakukan ialah penjahitan luka pada dinding uterus atau pengangkatan uterus, pilihan yang akan dikerjakan tergantung pada lokasi dan bentuk robekan, tanda-tanda radang dan paritas.







sumber : https://biechan.wordpress.com/ruptur-uteri/


lingkaran retraksi (Bandl)

REFERENSI :
http://www.bioline.org.br/request?th12026
Prawirohardjo Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa Printer: Jakarta
Sujiyatini, 2011. Asuhan Kebidanan (Persalinan). Rohima Press: Yogyakarta